Coaching
Coaching adalah bentuk kemitraaan antara coach dan coachee yang dijalankan melalui proses kreatif. Proses kreatif yang dimaksud yaitu melalui eksplorasi, membangun ide yang tujuannya adalah untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional coachee. Proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak coach dan coachee. Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga mendorong coachee berpikir secara kritis dan mendalam yang bermuara pada coachee dapat menemukan kekuatan diri dan potensinya untuk terus dikembangkan secara berkesinambungan. Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching ini harus dilandasi paradigma coaching yaitu fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat serta mampu melihat peluang baru dan masa depan. Sedangkan prinsip coaching adalah kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Terdapat 3 kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh ( presence), mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot, untuk itu dibutuhkan kemampuan mendengarkan dengan “RASA”. Alur pelaksanaan percakapan coaching menggunakan alur “TIRTA” yaitu; Tujuan umum, Identifikasi masalah, Rencana aksi dan Tanggung jawab. Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan. Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah.
1.Peran saya sebagaicoach di sekolah
Setelah mempelajari modul 2.3 sebagai pendidik saya semakin sadar bahwa anak didik bukanlah kertas kosong. Mereka datang dari berbagai latar belakang, kemampuan dan potensi. Sebagai guru, kita bertugas untuk menjadikan latar belakang mereka sebagai pondasi kuat dalam memimpin pembelajaran. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan dan melejitkan potensi mereka. Oleh karena tu, kita diharapkan memiliki keterampilan yang dapat mengarahkan anak didik untuk menemukan jati diri dan melejitkan potensi mereka tersebut. Salah satu keterampilan yang diperlukan adalah Coaching. Dengan menggunakan coaching, seorang guru tidak langsung memberikan solusi kepada anak didiknya, tapi memberikan stimulus kepadanya sehingga nantinya anak didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Agar dapat menjalankan perannya sebagai coach, seorang guru mesti dapat melakukan komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching. Komunikasi yang memberdayakan dapat diartikan sebagai proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga. Komunikasi dapat terjadi satu arah dan dua arah, dimana ada peran pemberi pesan dan penerima pesan. Diharapkan coach dapat melaksanakn komunikasi yang asertif, Komunikasi asertif dapat membangun kualitas ubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.
2.Keterkaitannya dengan materi paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional
Sebelum memulai pelajaran, seorang guru harus memetakan kebutuhan belajar siswanya. Kebutuhan belajar ini data dilihat dari: kesiapan belajar, minat dan profil siswa. Pemetaan ini akan menjadi dasar seorang guru dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi di kelas, Berdasarkan peta kebutuhan belajar tersebut, maka seorang guru akan menentukan strategi dalam melakasanakan diferensiasi. Strategi tersebut dapat berupa diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Untuk dapat melaksanakan pemetaan tentunya seorang guru juga perlu menggali informasi dari muridnya. Dengan teknik coaching ini guru dapat melakukan identifikasi kebutuha belajar murid. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi berarti seorang guru telah mengaplikasikan hasil pelaksanana coaching terhadap siswanya sehingga para siswa menjadi nyaman dalam belajar.
Dengan adanya pelaksaan pembelajaran social dan emosional akan menunjang kenyamana siswa dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut. Dengan kata lain coaching akan membantu guru dalam mengenali permasalahan siswanya dalam belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang ditunjang dengan adanya pembelajaran social emosional (PSE).
3. Keterkaitan ketrampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran
Coaching merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar supervisi akademik yang dilakukan bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan. Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah.
By: Lianawati – CGP Angkatan 11