A. Latar Belakang
SMKN 1 GEGER merupakan lembaga formal yang memberikan pengajaran dan mendidik perilaku siswa agar menjadi siswa yang dapat diharapkan oleh sekolah maupun orang tua. Dalam meningkatkan kemampuan siswa dan prestasi tentunya perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, oleh karena itu sudah selayaknya sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang prestasi dan aktifitas siswa. SMKN 1 GEGER tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan dan membentuk perilaku siswa, tetapi juga dapat menjadi media pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dengan diadakannya kegiatan yang dilaksanakan pada jam diluar kegiatan belajar mengajar berupa ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang disediakan oleh sekolah, guna mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh anak. Salah satu ekstrakurikuler di SMKN 1 GEGER adalah “Pencak Silat”. Oleh karena itu ekstrakuler Pencak Silat dibentuk agar menjadi wadah bagi para siswa – siswi yang berminat pada Pencak Silat dan ingin berprestasi pada cabang olah raga ini. Dengan demikian perlu kiranya kerjasama antara pihak sekolah dan kepengurusan ekstrakuler Pencak Silat dalam kelancaran kegiatan tersebut.
B. Tujuan
C. Visi dan Misi
Visi : Memiliki keahlian dan keterampilan dibidang olahraga Pencak Silat yang mahir dan berprestasi.
Misi :Mengembangkan minat dan bakat siswa di bidang olahraga pencak silat dalam membentuk karakter yang baik dan bertanggung jawab.
D. Program Kerja :
E. SEJARAH LAHIRNYA PENCAK SILAT DI MADIUN
Perguruan yang asli lahir di Madiun itu ada 6 perguruan yaitu :
Logo PSHT
Perguruan ini identik dengan bunga teratai yang terpampang di tengah logonya. Slogan yang kerap tertera di tiap tugu logo PSHT ialah Memayu Hayuning Bawana (Memperindah keindahan dunia). Perguruan ini diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922. Pendiriannya dilatarbelakangi karena ilmu silat pada saat itu hanya diperuntukkan oleh kaum bangsawan, padahal Ki Hadjar Hardjo Oetomo ingin agar silat juga dapat dipelajari oleh masyarakat biasa.
Saat ini, PSHT telah memiliki sekitar 7 juta anggota yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. Beberapa negara yang memiliki komisariat luar negeri PSHT yaitu Malaysia, Belanda, Rusia, dan Jepang.
Logo PSHW
PSHW masih memiliki kaitan erat dengan PSHT. Pasalnya, pendiri PSHT merupakan salah satu murid dari Ki Ngabehi Soerodwirjo.
Berbeda dengan PSHT yang banyak membuka cabang perguruannya, PSHW justru memusatkan latihan dan segala bentuk kepengurusan di Madiun, tepatnya di Winongo. Keputusan ini diambil untuk melestarikan ajaran dan menjaga kemurnian aliran Setia Hati mereka.
Salah satu ajaran yang terkenal dari PSHW adalah Tat Twam Asi (Ia adalah kamu) dan Kembang Tepus Kaki (yen dijiwit krasa lara aja njiwit liyan/kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain).
Logo SHTT
Ada beberapa perguruan yang memiliki nama Setia Hati.
Induk ajaran silat Setia Hati diajarkan oleh Ki Ngabehi Surodiwiryo atau Eyang Suro. Eyang Suro ini memiliki murid-murid yang akhirnya mendirikan PSHT, PSHW, SHTT dan Setia Hati yang lain.
Untuk SHTT sendiri didirikan oleh Raden Singgih pada tahun 1918. Ajaran yang ditanamkan pada murid-muridnya yakni Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti.
Perguruan ini didirikan oleh R. Totong Kiemdarto. Yang menjadi ciri khas perguruan silat ini adalah gerakannya yang merupakan kombinasi dengan seni bela diri kungfu. Penambahan nama Kera Sakti pun juga dilandasi karena masyarakat familiar dengan salah satu jurusnya yang menyerupai kera.
Seorang tentara yang bertugas di Lanud Iswahyudi mendirikan perguruan silat pada tahun 1972. Bapak Koestari Ady Andaya menjadi pelopor tegaknya Perguruan Ki Ageng Pandan Alas ini.
Perguruan ini mengajarkan pada muridnya bela diri dengan tangan kosong. Pada awal pendiriannya, perguruan ini tidak memiliki padepokan. Bapak Koestari juga tidak mempopulerkan tugu lambang perguruannya, karena baginya itu hanyalah simbol kesombongan.
Koh Hwa, seorang lelaki keturunan Cina yang lahir di Pamekasan ini mengajarkan bela diri Pro Patria di Madiun sejak 1963. Perguruan yang bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) ini memiliki khas pada jurusnya yang mirip dengan kungfu. Hal ini dikarenakan ajaran silat Pro Patria memang diturunkan dari ayah Koh Hwa yang mempelajari kungfu aliran shaolin.
Selain 6 di atas, masih ada beberapa perguruan silat yang lain, yaitu Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, Cempaka Putih, Persaudaraan Sejati, Tapak Suci, dan Persaudaraan Pangastuti Tundung Madiun.
Karena banyaknya perguruan silat, Kabupaten Madiun bahkan mendirikan gedung Kampung Pesilat. Gedung ini didirikan sebagai wujud persatuan di antara belasan peguruan tersebut. Pada 2019, Kabupaten Madiun juga mengadakan Festival Kampung Pesilat, dimana seluruh perguruan silat mengikutinya dan dapat terlaksana dengan aman serta kondusif. Semoga banyaknya perguruan silat ini menambah kearifan budaya Indonesia, dapat dilestarikan oleh para pemuda, dan menjadi wadah persatuan bangsa.
Refrensi :
detik.com, madiunpos.com, wikipedia, solopos.com, kompasiana.com, komunitassetiahati-ksh.blogspot.com, madiuntoday.id