Memperingati Penanggulangan Hari Aids, Selasa 1 Desember 2015, Palang Merah Remaja (PMR) mengadakan kampanye bahaya Aids dan membagikan bunga ke masyarakat.
Sekitar pukul 07.30 WIB tepatnya di daerah pasar pagotan. kususnya jalan raya Madiun – Ponorogo. SMKN 1 Geger memperingati Hari HIV/AIDS dengan aksi turun ke jalan, Aksi turun ke jalan yang dilakukan para siswa tersebut dilakukan pada beberapa titik jalan raya di Ds. Pagotan. Seperti di perempatan dari arah timur,barat,selatan, dan utara. dengan kegiatan memberikan bunga kepada masyarakat setempat dan pengendara yang lewat di perempatan pagotan . Kegiatan ini di ikuti perwakilan ekstra dari SMKN 1 Geger meliputi Pramuka, Foisger, PMR serta polsek Geger juga ikut untuk mengatur lalu lintas.
Acara ini diadakan sebagai hasil program kerja sekolah dan juga memperingati Hari HIV/AIDS Se-Dunia. Hal ini dimaksudkan sebagai sarana sosialaisasi kepada masyarakat akan bahaya HIV/AIDS. Serta aksi simpati dan peduli terhadap warga untuk terhindar dari penyakit HIV/AIDS. Karena penyakit ini belum ada obatnya untuk menyembuhkan secara sempurna tetapi sudah ada obat untuk memperlambat pertumbuhan virus di dalam tubuh yaitu ARV (Anti Retro Viral).
Dalam acara ini tim dari SMKN 1 GEGER memberikan bunga serta mengucapkan “selamat hari HIV/AIDS sedunia, sayangi hidupmu dan masa depanmu”. Respon para pengendara dan warga nampak bermacam-macam, ada yang malu-malu menerima, ada yang menolak namun ada juga yang justru meminta tambah terutama pengendara yang membawa balita, meskipun banyak pengendara yang tersenyum namun tidak sedikit juga pengendara yang mengabaikannya. contohnya pengendara (si penerima bunga) hanya sekedar menerima bunga dan akhirnya dibuang. Selain itu kegiatan ini diadakan di perempatan jalan raya, jadi kendaraan yang melintas sangatlah banyak dan jeda lampu merah sangatlah singkat, sehingga kita kesulitan untuk menjelaskan tntang pentingnya menjaga tubuh kita dari bahaya HIV/AIDS.
Di samping itu bu Meti selaku Pembina dari PMR SMKN 1 Geger ikut serta di sela-sela aksi ini. Dengan tegas bu Meti menerangkan aksi turun ke jalan dalam rangka peringatan hari AIDS se-dunia merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan pihaknya setiap tahun. Bahkan, dia mencatat peringatan kali ini merupakan aksi ke-tiga yang telah dilakukan siswa. “Aksi ini sengaja kita lakukan secara rutin setiap tahun agar semakin dirasakan dan dipahami siswa itu sendiri. Dengan begitu, siswa akan memproteksi diri agar menghindari dan menjauhi hal-hal yang mengarah pada penyebaran penyakit HIV-AIDS,” pendapatnya.`
Harapan bu meti, atas aksi yang dilakukan pihaknya mampu menggugah kepedulian masyarakat luas terhadap dampak negatif dan bahaya penularan Adis dilingkungannya masing-masing. Berangkat dari kepedulian, masyarakat akan lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. “Melalui momentum peringatan hari AIDS ini pula, kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak mengucilkan atau mengasingkan para penderita AIDS. Jika menemukan penderita, hendaknya dapat diarahkan kepada pihak-pihak terkait agar segera mendapatkan penanganan yang tepat,” serunya.
Salah seorang siswa, Nora Reza Fazira mengaku sangat antusias bisa berpartisipasi dalam aksi peringatan hari aids se-dunia tersebut. Dia menilai aksi turun ke jalan dan membagikan bunga sangat tepat sebagai bentuk simpati sekaligus peringatan kepada seluruh masyarakat agar menjauhi hal-hal yang mengarah pada penularan HIV-AIDS.“Terutama bagi kami para generasi muda, harus lebih waspada, hati-hati dan tidak mudah terpengaruh dengan tindakan negatif yang bisa menjerumuskan. Melalui aksi ini, kami tidak hanya memperingatkan masyarakat akan bahaya AIDS melainkan juga untuk diri sendiri”.
Sementara itu, salah satu pengguna jalan, Alfian menyambut baik aksi yang dilakukan para siswa dalam rangka peringatan hari Aids se-dunia 2015. Menurut dia, aksi tersebut menunjukan kesadaran dan kepedulian para generasi muda untuk memerangi dan memberantas penularan penyakit HIV/AIDS. “Sangat baik sekali jika sejak awal generasi muda sudah peduli dengan berperan aktif mengkampanyekan turun ke jalan. Aksi seperti ini akan menjadi pembelajaran yang baik terhadap masyarakat dan lingkungan setempat. Semoga kedepan tidak ada lagi masyarakat di daerah ini yang menjadi korban HIV/AIDS,” harapnya.
Acara ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kita terutama masyarakat dan pelajar tentang ancaman bahaya HIV/AIDS yang ada disekitar kita, sebagai tolak ukur kepedulian masyarakat kususnya generasi muda terhadap AIDS, mencegah meluasnya seks bebas di masyarakat, dan menciptakan generasi muda yang mampu berkarya dan mengharumkan nama bangsa yang sehat tanpa AIDS dan narkoba. sehingga virus itu mengkibatkan banyak tunas – tunas bangsa yang layu sebelum berkembang dan akhirnya memudarkan harapan untuk menjadi penerus bangsa. Pem akaian jarum suntik secara bergantian antar pengguna, meningkatkan kerentanan penularan HIV. HIV menular melalui cairan darah. Pada saat jarum suntik yang tidak steril dipakai,maka virus masih bertahan hidup dijarum.selanjutnya virus masuk kedalam pembuluh darah pengguna baru jarum suntik bekas pakai tadi.dan akhirnya berkembangbiak di dalam tubuh pengguna baru.
Jadi, Kesimpulan kami dari hubungan narkoba dengan HIV dan AIDS adalah narkoba sangat berhubungan erat dengan HIV, jarum suntik yang tidak steril, seks bebas yang tidak aman membuka peluang paling besar untuk tertular HIV/AIDS. Bagi yang bukan pengguna narkoba, lebih baik jangan mencoba. Tapi jika anda sudah terlanjur menjadi pecandu narkoba, anda bisa menjalani rehabilitasi supaya bisa terlepas dari pengaruh narkoba.
Kalau bukan kita, siapa lagi? Tunjukkan kalau bukan hanya kami yang peduli #KitaPeduli